Minggu, 09 Mei 2010

Game Online Terus Makan Korban

RANGGA Faisal menatap lurus. Pandangannya kosong. Masa depan pemuda 21 tahun itu kini terancam buram. Bagaimana tidak. Kuliahnya di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Jurusan Elektro yang sudah semester keempat, tiba-tiba berantakan, dan dia harus masuk penjara pula.
  
Bukan karena kecanduan narkoba, namun lantaran dia 'mabuk' main Texas Hold'Em Poker, satu permainan yang bisa diikuti melalui satu situs jejaring sosial.
  
Menurut penuturan Rangga, sejak beberapa bulan terahir dia selalu main poker sampai menjelang dini hari. Karena lebih sering kalah ketimbang menang, dia pun ngutang uang pada beberapa rekannya. Tanpa disadarinya, utangnya mencapai Rp 6 juta.
  
"Saya sudah berusaha melunasinya dengan menjual handphone dan laptop, namun tidak tertutupi," ungkap Rangga saat dimintai keterangan oleh petugas penyidik Polsek Ulin Gambut, Kabupaten Banjar, Selasa (20/4) lalu. Dia ditangkap karena tepergok mencuri sepeda motor.
  
Kejadian serupa dialami RM (16), seorang pelajar SMU di Banjarmasin. Disergap petugas anggota Polsekta Banjarmasin Timur, Selasa (4/5) lalu setelah ketahuan mencuri sepeda motor milik temannya sendiri.
  
"Sepeda motor saya tergadai gara-gara main poker. Saya terpaksa mencuri demi mencari uang tebusan," tutur RM getir.
  
Gara-gara poker pula, Adi (20) terlibat aksi penjambretan bersama teman-temannya. "Uang hasil menjambret saya pakai untuk beli chip main poker dan bayar warnet," terang pemuda pengangguran itu di depan anggota Polsekta Banjarmasin Barat yang menangkapnya.
  
Hal serupa berlaku bagi empat sekawan; Iman (21), Alan (21), Mahrani (19) dan Audi (19). Kuartet tersebut dicokok anggota Polsekta Banjarmasin Barat akhir bulan lalu karena terlibat aksi jambret, demi mendapatkan uang untuk bisa main Poker.
  
"Uangnya habis untuk itu saja," ujar Iman mewakili rekan- rekannya.
  
Fenomena itu kini menjadi perhatian petugas kepolisian.

"Dalam tiga bulan terakhir, kasus curanmor meningkat pesat. Kebanyakan lokasinya di warnet dan yang jadi korban adalah anak muda yang asyik main poker hingga lewat tengah malam," kata
Kasatreskrim Poltabes Banjarmasin, Kompol Suhasto SIK.
  
Pengamat Sosial dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Prof Wahyu MSi, melihat fenomena itu karena generasi muda ingin mendapatkan penghasilan besar, tanpa mengeluarkan banyak energi.
  
"Itulah kemungkinan penyebabnya. Karena bernafsu ingin mendapatkan kenikmatan tanpa harus bekerja keras, lalu muncul sebuah cara, salah satunya jalur judi. Hanya duduk di depan komputer, kemudian menunggu peruntungan tidak perlu mengeluarkan banyak energi," katanya.
  
Pembantu Dekan I FKIP Unlam itu menjelaskan, seseorang yang sudah kecanduan permainan poker, tidak lagi memikirkan faktor kerugian.
  
"Mereka ingin terus menang, tetapi nyatanya malah rugi yang didapat, sementara permainan tersebut juga perlu modal uang," jelasnya.
  
Selanjutnya, ketika pecandu poker mengalami banyak kekalahan, banyak hal yang menjadi tekanan dalam dirinya, sehingga mencari jalan pintas. "Nafsu bermain dan ambisi untuk menang terus bergelora, tetapi modal sudah habis, muncullah pikiran pendek, sehingga akhirnya nekad melangar hukum," katanya.
  
Karena itu, imbuh Wahyu, tindakan yang tidak rasional tersebut harus diminimalisir dengan membuat sebuah pengendalian diri.
  
"Memang permainan ini sudah menjamur bahkan tidak hanya di Indonesia, semua negera juga memainkannya. Tetapi alangkah  baiknya mereka tetap bisa mengendalikan diri sesuai norma agama," dia mengingatkan.
  
Selain itu, Wahyu juga menyarankan bila sebaiknya ada peran dari pemerintah dalam memberikan pembinaan terhadap pemilik dan pengelola warnet. "Pemerintah perlu memberikan semacam penyuluhan, sehingga para pengguna warnet bisa lebih terkontrol," katanya.
  
Sementara itu, psikolog Mariam Agustina mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan seseorang terpicu melakukan aksi kejahatan
berasal dari lingkungan pergaulan.
  
"Karena pergaulan yang salah atau mendapatkan figur yang salah bisa memicu anak muda nekat menjambret, mencuri dan lainnya," katanya.

Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/43972/game-online-terus-makan-korban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.