Jumat, 30 April 2010

Makna Pendidikan Nasional

Tanggal 2 Mei tepatnya adalah hari Pendidikan Nasional. Hari dimana lahirnya pendidikan di Indonensia. Tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasonal bertepatan dengan hari lahirnya salah satu tokoh pendidkan kita yaitu Ki Hajar Dewantara dengan nama asli: Raden Mas Soewardi. Mengulas sedikit tentang perjuangan untuk memajukan pendidikan di bumi Indonesia, beliau sempat mendirikan salah satu taman siswa pada 3 Juli 1922 untuk sekolah kerakyatan di Yogyakarta. Kemudian beliau juga sempat menulis berbagai artikel yang intinya memprotes berbagai kebijakan para penjajah (Belanda) yang kadang membunuh serta menghambat tumbuh dan berkembangnya pendidikan di Indonesia.

Bertolak dari usaha, kerja keras serta pengorbanan dirinya melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959 dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Pergerakan Nasional. Bahkan yang lebih menggembirakan dirinya di anggap sebagai Bapak Pendidikan untuk seluruh orang Indonesia, penghormatan itu terbukti dengan ditetapkan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Untuk mewujudkan dan membangun dunia pendidikan di Indonesia yang sedang diusahaknnya dalam penjajahan para penjajah Belanda beliau memakai semoboyan “Tut Wuri Handayani” semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya “Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa”. Semboyan ini masih dipakai dalam dunia pendidikan kita hingga era reformasi ini. Bahkan dengan semboyan itu telah sedikit mengubah warna pendidikan kita di Indonesia saat ini.

Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2009 mempunyai arti penting dalam kancah pendidikan nasional Indonesia. Memasuki abad 21 ini, pendidikan mempunyai arah tujuan yang jelas, yaitu memartabatkan manusia Indonesia di kancah internasional. Begitu juga baru saja bagi siswa-siswa SMA / MA, SMK, SMP/MTs dan di susul siswa SD/MI melaksanakan ujian nasional serta UASBN. Namun begitu, pendidikan di negeri ini belum beranjak melaju pesat menuju mutu yang memuaskan. Bila mau menengok ke belakang, ketika kemarin usai melaksanakan Ujian Nasional pada pelajaran matematika bagi siswa SMA/MA/SMK, raut wajah mereka banyak mengalami kekhawatiran akan hasil yang di capai dalam ujian tersebut. Harus seperti apakah yang bisa dilaksanakan oleh instuisi pendidikan kita? Apakah ini merupakan proses belajar yang salah ataukah kurang bergairahnya para siswa dalam mengikuti proses pendidikan setiap hari sehingga dikatakan gagal dalam pendidikan ?

Kembali lagi tentang hari Pendidikan Nasional, bahwa permasalahan lemahnya semangat para siswa harus disikapi secara serius oleh semua pihak baik para orang tua siswa, para teknisi pendidikan dan pemerintah. Ada baiknya duduk dalam satu meja untuk mencari solusi yang tepat dalam memajukan pendidikan nasional. Apabila di ajak secara langsung membahas tentang hal itu, lebih baik dan masingmasing mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjawab tantangan bangsa ini ke depan dalam membangun pendidikan Indonesia yang lebih maju, bermartabat dan setara dengan bangsa lain dalam ilmu pengetahuan.


” Selamat Hari Pendidikan”

” Bertekad Untuk Memajukan Bangsa Indonesia Melalui Jalur Pendidikan “


Sumber: http://pramukaunila.wordpress.com/2010/02/26/makna-hari-pendidikan-nasional/ Ditulis dalam group racul info


Senin, 26 April 2010

Peraih Nilai tertinggi UN SMA se-Kalsel


Rosyi Amrina boleh berbangga hati. Siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMAN 1 Amuntai ini menjadi peraih nilai tertinggi Ujian Nasional (UN) se Kalimantan Selatan 2010.

"Keberhasilan ini berkat doa ibu dan belajar rutin di rumah selepas pulang sekolah," tutur gadis kelahiran Palangkaraya (Kalteng), 2 Juli 1992 ini.

Rosyi memang memiliki otak cemerlang. Sejak duduk di bangku SD Palangkaraya, anak pasangan H Jhon Sumardi (alm) dan Hj Murdya ini, sejak SD di Palangkaraya hingga di bangku SMA, ia selalu meraih rangking pertama di sekolahnya.

Bahkan, dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah, Rosyi selalu terpilih sebagai duta mewakili sekolahnya.

Berbagai prestasi pun sudah diraihnya antara lain Juara II Murid Teladan se Kalsel 2003, Juara II Matematik pelajar Terpadu Tingkat SD se Kalsel 2004, rangking I UN SLTP se HSU 2007, Juara II Lomba Pidato Bahasa Inggris tingkat SMA se Kalsel 2007 dan 2008.

“Banyak kegiatan yang saya ikuti selain aktif belajar di sekolah maupun di rumah. Dan hasilnya Alhamdullilah lumayan dan bisa mengharumkan nama daerah,” terang nya.

Rosyi mengaku tidak menyangka berhasil menjadi peraih nilai tertinggi UN 2010. Yang ada dibenaknya hanyalah bagaimana caranya agar semua mata pelajaran yang diujikan itu bisa lulus semua dengan nilai yang memuaskan.

“Setelah mendengar saya dikatakan menjadi peraih nilai terbaik se Kalsel, hati ini jadi deg-degan bahkan panas dingin rasanya,” ucap gadis berparas cantik ini.

Nilai mata pelajaran tertinggi UN yang diraihnya adalah mata pelajaran Kimia dengan nilai 10, Matematika 9,75, Biologi 9,25, Bahasa Indonesia 9,20, Bahasa Inggris 9,20 dan mata pelajaran Fisika 8,75.

Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/42791/rosyi-amrina-peraih-nilai-tertinggi-un-sma-se-kalsel

Rabu, 21 April 2010

Mobil Goyang di Hutan Pinus

DI kota Banjarbaru, Kalsel, penikmat cinta ala mobil goyang saat ini memburu lokasi seperti di kawasan Hutan Pinus. Selain panorama Hutan pinus yang segar di mata, kawasan ini bisa dijangkau melalui berbagai alternatif jalan.

Bisa melalui Jl A Yani Martapura melintasi tepi jalan irigasi. Atau juga melalui jalan kota Banjarbaru lewat kawasan Jl Pangeran Suriansyah Mantaos, Jl Taruna Sungai Pari, Jl Komet Raya atau jalan Pinus II Panglima Batur Barat.

Lima tahun silam, ketika pengelolaannya masih terbengkalai kawasan hutan ini sempat marak menjadi sasaran ajang mesum pasangan cinta. Selain mobil goyang, kebanyakan sejoli hanya mengendarai sepeda motor. Mereka biasanya terlihat bersantai pada siang ataupun sore hari.

Tak hanya berderet di tepi irigasi, tapi sebagian nekad memasuki ke lokasi dalam hutan pinus, mojok diantara rerimbunan semak dan batang pohon besar pinus yang menjulang.

Kalau malam, di kawasan Hutan Pinus ini malah tak terlihat pasangan mesum. Itu karena keadaannya sangat gelap dan juga rawan kepergok para pemalak ataupun penjahat rampok yang sewaktu-waktu bisa muncul.

Anto (40) warga kawasan Hutan Pinus, malah mengaku sudah terbiasa mendapati pemandangan muda-mudi mojok pacaran di Hutan Pinus. "Biasanya bila melintas siang atau sore hari. Ada saja orang pacaran di hutan. Mereka boncengan sepeda motor atau pakai mobil,"aku Anto.

Tapi bila pakai mobil, apa yang dilakukan sepasang cinta dalam mobil tersebut sulit diketahui. Itu lantaran kaca mobil yang dipakai sengaja selalu gelap sehingga tak terlihat.

"Tapi dari kemunculan mobil di hutan, apalagi di dalamnya hanya berduaan laki wanita siapapun, sudah bisa menduga tujuan mereka. Pernah ada yang mau dipergoki, tapi begitu didekati mereka sudah keburu selesai," cerita Anto.

Pengalaman Andi (28) pegawai swasta warga Banjarmasin yang doyan main perempuan, mengaku bercinta di alam Hutan Pinus dalam mobil menjadi sensasi mengasyikkan.

"Sambil bersantai tepi Irigasi Hutan Pinus, bila suasananya sudah sip. Kita bisa capat 'main', istilahnya short time lah. Tapi kalau ada orang mendekat. Kita bisa cepat antisipasi menjauh. Kan kaca mobilnya gelap, jadi tak terlihat orang di luar,"ucap pemuda berkulit putih ini membocorkan pengalamannya.

Fried, Ketua RT4 RW2 Pinus Lama kelurahan Mentaos Banjarbaru, mengakui Hutan Pinus acapkali menjadi ajang sasaran pasangan mesum. Termasuk penikmat cinta mobil goyang.

"Tapi itu dulu, beberapa tahun lalu. Kalau sekarang jauh pasangan mesuk sudah berkurang. Apalagi pakai mobil karena pengelolaannya sudah lumayan oleh pihak PDAM Banjar Intan. Juga kepedulian warga sudah lumayan. Jadi mereka jadi segan datang karena takut kepergok,"ucap Fried.

Selain Hutan Pinus Banjarbaru, ada kawasan hutan lagi di kabupaten Banjar Kecamatan Karang Intan menjadi sasaran bercinta mobil goyang. Kawasan hutan Mandiangin.

Di sini malah paling seru. Tiap Sabtu dan Minggu, kawasan hutan Mandiangin di Desa Mandiangin Barat ini diburu pengunjung. Meski tak sebanyak dulu karena kondisi alamnya semakin merana tak terawat, tapi bagi pasangan muda-muda tetap menjadi pilihan menarik untuk lokasi bercinta.

Apalagi bagi peminat cinta mobil goyang. Biasanya, mereka meluncur menjanjaki kaki lereng bukit sampai puncak jalan sekitar telaga air. Sambil bersantai di warung-warung, mereka memojokkan mobilnya mencari posisi strategis. Sambil melihat panorama alam di bawah puncak, percintaan pun mengalir di dalam mobil.

Ijum (18) warga Mandiangin yang pernah membuka warung di kawasan ini mengaku, hingga sekarang kawasan Hutan Mandingin masih dikunjung para anak muda.

"Kebanyakan yang datang di Mandiangin ABG usia SMP, SMA. Biasanya laki perempuan ramai-ramai boncengan pakai motor. Kalau pasangan dewasa sering terlihat pakai mobil. Singgah di bawah, lalu naik ke bukit. Disana orang pacaran bebas sesukanya. Sore baru turun lagi keluar,"ucap Ijum .

Tak jarang ketika warga kebetulan naik ke bukit, mendapati pasangan anak muda lagi asyik bermesraan. Bila dianggap keterlaluan terkadang ditegur, tapi ada juga yang dibiarkan.

Yeyen (35) yang pernah kuliah di Banjarbaru, mahasiswa pencinta alam ketika mengikuti kegiatan lapangan di Hutan Mandiangin pada Sabtu Minggu, mengaku seringkali memergoki ulah pasangan mesum dalam mobil.

"Pokoknya bila ada mobil di atas bukit. Sudah pasti di dalamnya ada æmainÆ. Kami sering memergokinya. Tapi itukan ulah mereka, kita tak bisa juga melarangnya. Apalagi disini bebas masuk pengunjung umum,öucapnya.

Iwan (30), penikmat cinta mobil goyang, dulunya juga mahasiswa di Banjarbaru. Karena itu, ia berpengalaman mengenali medan Hutan Mandiangin. Iapun jadi berfantasi untuk mengajak pasangannya ke hutan ini.

"Paling sip datang Sabtu atau Minggu. Kalau hari lain, sepi jadi lebih rawan. Bisa-bisa kena palak. Tapi berangkatnya dengan kawan-kawan supaya tak kentara. Bila sudah di Mandiangin, acara pun masing-masing memilih lokasi,"tukasnya sambil tertawa.

Camat Karang Intan, Khairil Akhyar Ssos, mengakui kondisi kawasan Hutan Mandiangin semakin tak terurus. Selain menjadi ajang mesum, potensinya sebagai obyek wisata terkesan mati.

"Memang Hutan Mandiangin masih saja menjadi sasaran mesum. Itu karena pengelolaan dan pengawasannya minim sekali sehingga orang bisa bebas melakukan apa saja. Ke depan kita mengharapkan sekali ada pengelolaan serius, sehingga gaung sebagai obyek wisata benar-benar terangkat. Bukan ajang mesumnya yang malah tenar,"ucapnya prihatin.

Sumber:
http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/11019/sensasi-bercinta-dalam-mobil-goyang-di-hutan-pinus

Penerimaan CPNS Lagi


Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Hulu Sungai Utara, kembali membuka lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun anggaran 2010. Namun, demikian formasi maupun tanggal pelaksanaan penerimaannya masih belum ditentukan.

Kepala BKD HSU, Drs H Khairil Anwar MSi, Jumat (26/3/2010) kemarin, mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Kepegawaian Nasional (BKN) di Jakarta, pada tahun anggaran 2010 pemerintah berencana membuka lowongan CPNS.

Namun, lanjut mantan Camat Juai ini, formasi maupun jenjang pendidikan yang akan direkrut pada penerimaan CPNS 2010 hingga belum diketahui. Sebab yang menentukan formasi maupun jenjang pendidikan tersebut adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan BKN.

"Hingga saat ini kita masih menunggu usulan dari SKPD dan petunjuk resmi dari BKN. Setelah itu baru kita ketahui berapa kebutuhan CPNS 2010 di Kabupaten HSU," tegasnya.

Dijelaskannya, berdasarkan kenyataan yang ada, di Kabupaten HSU tenaga bidan hingga kini masih kurang, khususnya di tempatkan di tiap-tiap desa.

"Mudah-mudahan pada penerimaan CPNS 2010 tenaga bidan tetap diperhatikan," pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan HSU, dr Isnur Hatta, mengakui tenaga bidan dan dokter spesialis di HSU masih kurang. Saat ini yang tersedia baru 105 desa, padahal jumlah desa di HSU sebanyak 219 desa.

Sumber asli:
http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/39738/penerimaan-cpns-lagi

Dengan Senam Otak, Belajar Jadi Lebih Mudah


Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu, dalam mencapai tujuan belajar. Kondisi ini ditandai kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh problem-problem neurologis, maupun sebab-sebab psikologis lain, sehingga prestasi belajarnya rendah, tidak sesuai dengan potensi dan usaha yang dilakukan. Allan O. Ross, mengemukakan “a learning dificulty represent a discrepancy between a child’s estimated academis potential and actual level of academic performance”. The Nasional Joint Committee Learning Disabilities (NJCLD), mendefinisikan kesulitan belajar sebagai sekelompok kesulitan yang dimanifiestasikan dalam bentuk kesulitan nyata; dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan, untuk mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, berhitung, berbahasa, sampai kepada kemampuan persepsi motorik. Gangguan tersebut diduga, disebabkan oleh adanya disfungsi sistem saraf pusat.

The Board of Association for Children and Adulth with Learning Disabilities (ACALD), berpendapat kesulitan belajar lebih merupakan suatu kondisi kronis, diduga bersumber dari aspek-aspek neurologis, yang secara selektif mengganggu proses perkembangan, integrasi, serta kemampuan verbal dan performance. Jadi, kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifiestasi tingkah laku (bio-psikososial) baik secara langsung atau tidak, bersifat permanen dan berpotensi menghambat berbagai tahap belajar siswa. Secara umum kesulitan belajar mempunyai pengertian yang luas dan terjabarkan dalam istilah-istilah, seperti: (a) learning disorder (ketergantungan belajar); (b) learning disabelities (ketidakmampuan belajar); (c) learning disfunction (ketidak_fungsian belajar); (d) under achiever (pencapaian randah); dan (e) slow learner (lambat belajar). Gejala-gejal tersebut, akan nampak dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, baik dalam proses maupun hasil belajar yang hendak dicapai.

Perlu diketahui, tidak semua siswa yang mengalami kesulitan dalam proses belajar dapat disebut learning disorder atau learning disabelities. Ada sebagian siswa, mungkin hanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan bakatnya dan memperlihatkan ketidakwajaran dalam perkembangan alaminya. Sehingga, tampak seperti penderita berkesulitan belajar, namun ternyata hanyalah keterlambatan dalam proses pendewasaan diri. Para ahli telah menentukan kriteria-kriteria pasti, dimana siswa dapat dinyatakan sebagai penderita kesulitan belajar. Kriteria tersebut, tertuang dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder). Diagnosis yang didasarkan pada DSM umumnya dilakukan ketika individu mengajukan perlindungan asuransi kesehatan dan layanan perawatan kesehatan mental. Disebutkan, bahwa kesulitan belajar terbagi menjadi tiga kategori besar, yaitu: (a) kesulitan dalam berbicara dan berbahasa; (b) permasalahan dalam hal kemampuan akademik; dan (c) kesulitan lainnya, yang mencakup kesulitan dalam mengordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di atas.

Pertanyaannya sekarang, adakah sebuah konsep pelatihan (training) atau pendidikan pendamping (coeducational) yang mampu menyelesaikan berbagai kesulitan belajar yang ada atau minimal membantu menguranginya? Jawabannya “ada”, dengan bentuk pemberian senam otak (brain gym) secara rutin bagi siswa berpotensi kesulitan belajar. Senam otak (brain gym) adalah rangkaian latihan gerak sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun harga diri dan rasa kebersamaan. Rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa memperbaiki konsentrasi belajar, meningkatkan rasa percaya diri, menguatkan motivasi belajar serta membuatnya lebih mampu mengendalikan stres. Itulah sebabnya, latihan ini sangat cocok untuk siswa terutama untuk menunjang belajarnya di sekolah. Senam otak juga sangat praktis, karena bisa dila¬kukan di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, dengan porsi latihan yang tepat untuk hasil maksmimal sekitar 10-15 menit dan dilakukan 2-3 kali dalam sehari.

Latihan senam otak adalah inti dari Educational Kinesiology. Education berasal dari kata latin, yaitu educare yang berarti menarik keluar dan kinesiology berasal dari bahasa Yunani, yakni kinesis artinya gerakan. Jadi, kinesiology adalah ilmu tentang ge¬rakan tubuh manusia. Educational Kinesiology, untuk selanjutnya disingkat menjadi Edu Kinestetik, merupakan metode yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison, seorang pendidik di Amerika dan Direktur Valley Remedial Group Learning Center. Metode yang diciptakannya ini bertujuan untuk menolong para siswa agar mampu memanfaatkan seluruh potensi belajar alamiahnya, melalui gerakan tubuh dan sentuhan, terutama bagi yang berkesulitan belajar atau dengan kebutuhan khusus. Konsep dasar senam otak adalah: (a) belajar merupakan kegiatan alami menyenangkan dan terus terjadi sepanjang hidup individu; (b) kesulitan belajar adalah ketidakmampuan mengatasi stres dan keraguan dalam menghadapi suatu tugas baru; dan (c) setiap individu mengalami kesulitan belajar, selama belajar untuk tidak bergerak. Jadi, senam otak adalah suatu usaha alternatif alami yang sehat untuk menyelesaikan sejumlah ketegangan (stress and anciety) pada diri individu dan orang lain.

Dennison memahami bahwa pusat belajar dan fungsi luhur manusia terpusat di otak, maka cara terbaik untuk menyelesaikan berbagai penyimpangan (abnormality) yang ada cukup dengan melatih dan memfungsikan otak secara optimal. Karena itu dalam konsep senam otak (brain gym), otak dibagi ke dalam 3 (tiga) fungsi sebagai dasar gerakan, yakni: dimensi lateralis (otak kiri-kanan); dimensi pemfokusan (otak depan-belakang) dan dimensi pemusatan (otak atas-bawah). Masing-masing dimensi jelas memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam yang dilakukan dapat bervariasi.

Sejumlah penelitian (eksperimen), tentang efektivitas senam otak dalam membantu menyelesaikan berbagai kesulitan belajar siswa telah banyak dilakukan, diantaranya: (a) Riset yang dilakukan atas 60 siswa SD yang mengalami kesulitan belajar, jumlah yang sama banyak antara siswa pria dan perempuan dan dibagi menjadi tiga kelompok PPL Edu-K, gerakan Edu-K dan kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok PPL Edu-K (brain gym), memperlihatkan perbaikan yang lebih besar dalam keseimbangan statis dan prestasinya lebih baik, ketimbang kelompok kontrol. Hasil penelitian juga menunjukkan Edu-K dapat dipakai secara efektif dalam pengaturan pendidikan pendamping (coeducational) (Siftt, Josie M & Khalsa, 1999); (b) Eksperimen yang dilakukan atas 52 siswa, yang dipilih dari kelas pendidikan dengan kebutuhan khusus. Kelompok senam otak melakukan urutas aktivitas, sementara kelompok kontrol dilibatkan dalam gerakan random, selama sekitar 7 (tujuh) menit. Semua siswa diuji waktu tanggapan visual sebelum dan sesudah aktivitas gerakan. Hasilnya menunjukkan, bahwa siswa yang melakukan gerakan senam otak mengalami perbaikan pada tugas waktu tanggapan, sementara kelompok kontrol tidak (Siftt, Josie M & Khalsa, 2000) atau; (c) Eksperimen terhadap 28 siswa MTs dengan jumlah dan derajat inteligensi yang sama antar kelompok eksperimen dan kontrol. Kelompok kontrol diberikan gerakan-gerakan senam otak penggugah kecerdasan matematis dan kelompok kontrol gerakan acak. Hasilnya menunjukkan, bahwa kelompok eksperimen secara keseluruhan prosentase nilai matematikanya lebih baik (96,57%), ketimbang kelompok kontrol (94,75%) saat post-test, meski sama-sama mengalami perbaikan (Masykur Ag, Moch, 2007).

Berdasarkan prinsip dan realitas di atas, maka sangatlah perlu konsep senam otak (brain gym) dikembangkan sebagai keahlian (personal skill) pada individu atau peserta didik, agar mereka mampu mengembangkan potensi bio-psikososial nya secara mandiri, sehat, konstruktif serta menghindarkannya dari berbagai problem akademis dan psikologis.

Sumber:
Mengatasi Siswa Berkesulitan Belajar dengan Senam Otak
oleh Imam Nashokha, S.Pd.

Selasa, 20 April 2010

Terapi Enam Gelas Air*



Hanya dengan minum air putih, penyakit di bawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini:
Sakit Kepala, Asma, Hosthortobics, Darah Tinggi, Bronchitis, Kencing Manis, Kurang Darah, TBC Paru-paru, Penyakit Mata, Rematik, Radang Otak, Pendarahan di Mata, Lumpuh, Batu Ginjal, Mata Merah, Kegemukan, Penyakit Saluran Kencing, Haid tidak teratur, Radang/Sakit persendian, Kelebihan Asam Urat, Leukimia, Radang Selaput Lendir, Mencret, Kanker Peranakan, Gangguan Jantung, Disentri, Kanker Payudara, Mabuk, Pusing, Gamang, Ambeien, Radang Tenggorokan, Batuk, Sembelit dll.

Bagaimana Air Minum itu bekerja?
Meminum air putih dengan metode yang benar akan memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja lebih efektif dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini, merupakan fakta yang tak terbantahkan, seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.

Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi dengan teratur.

Bagaimana melakukan terapi ini ?

  1. Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1,5 liter air, yaitu 5 sampai 6 gelas. Lebih baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1,5 liter. Setelah itu Anda boleh melanjutkan kegiatan pagi hari lainnya.
  2. Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 liter air ini.
  3. Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya.
  4. Bila memungkinkan, gunakanlah air hangat, air rebus atau air jernih yang sudah disaring.


Apakah Mungkin Minum 1,5 Liter Air sekaligus?
Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1,5 liter air sekaligus, tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan anda minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum dua menit kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam, tetapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu:

Sembelit - 1 Hari, TBC Paru-Paru - 3 Bulan, Kencing Manis - 7 Hari, Asam Urat - 2 Hari, Tekanan Darah Tinggi - 4 Minggu, Kanker - 4 Minggu.

Disarankan agar penderita radang/persendian dan rematik melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam satu jam sebelum makan - selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Disarankan agar metoda diatas dibaca dan dipraktekkan dengan seksama. Sebar luaskanlah pesan ini kepada teman-teman, sanak saudara, dan tetangga - karena ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan, setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat. "Bilamana Anda berpartisipasi dalam penyebaran informasi ini, Anda bagaikan seorang dokter yang telah menyembuhkan ribuan bahkan jutaan umat manusia".

* Prof. S Periasamy DIM & D ACC - Bohiraj Vedante Maharish Charity, Kantha Health And Research, Centre Karur 639006, TN India.

Senin, 19 April 2010

Banjiirrr....!!!!

Hujan terus turun dari Minggu malam (18/04), tepatnya sekitar pukul 16.00 Wita sampai dengan Senin (19/04)paginya. Alhasil, sungai Tabalong pun meluap karena tidak mampu menahan debet air yang lumayan banyak.

Hari ini, mau berangkat ke sekolah sebenarnya sudah mendapat informasi bahwa akses menuju SMP Negeri 8 Tanjung, yaitu di desa Kitang sudah mulai terendam banjir. Adapun titik rawan yang biasa digenangi air yaitu disekitar desa Kalahang (sebelum SMPN 5 Tanjung), desa Juai (sebelum musholla), dan desa Pangi (yang paling dalam)

Dengan semangat baja karena ingin tahu bagaimana kondisi banjir tersebut, kami mulai menerobos banjir yang menggenangi jalan di desa Kalahang. Tetapi, sampai di desa Juai, ternyata kendaraan kami harus digantikan dengan gerobak. Mau gimana lagi??? Masih nekat juga nich!!??!!??
Hahahaha... akhirnya balik kucing juga dech...
Jalan di desa Juai saja sudah harus menggunakan gerobak, apalagi di desa Pangi yang notabennya dekat sekali dengan sungai.


click foto tuk memperbesar ya.....

Jembatan Kapar


Sungai desa Kalahang


Desa Kalahang


Desa Juai

Minggu, 18 April 2010

Angan Seorang Anak


Angan seorang anak adalah dunia yang indah
Aman surgawi segalanya tumbuh dengan mudah
Aman keindahan yang terlindungi cinta
Ceria berbunga-semarak penuh warna

Angan seorang anak adalah tempat keajaiban
Segala mimpi dan harapan terwujud sekejapan
Dimana dongeng, binatang dan mainan dapat diajak bicara
Dan menjadi kawan

Angan seorang anak adalah dunia keajaiban
Dimana sifat’kan tumbuh dari kebiasaan
Berwujud baik atau buruk itulah asahan dari kita
Orang tua tenpat asuhan

Ambar, Jakarta 1996

Motivasi Hidup: Batu Besar


Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri depan kelas dan berkata, "Okay, sekarang waktunya untuk quiz." Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi ember tersebut dengan batu sebesar sekepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada lagi batu yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember. Ia bertanya pada kelas, "Menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?" Semua mahasiswa serentak berkata, "Ya!"

Dosen bertanya kembali, "Sungguhkah demikian?" Kemudian, dari dalam meja ia mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember lalu mengocok-ngocok ember itu sehingga kerikil-ker ikil itu turun ke bawah mengisi celah-celah kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali lagi ia bertanya pada kelas,
"Nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang menjawab, "Mungkin tidak."

"Bagus sekali," sahut dosen. Kemudian ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya ke dalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu dan kerikil. Sekali lagi, ia bertanya pada kelas, "Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?" "Belum!" sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, "Bagus. Bagus sekali." Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan bertanya, "Tahukah kalian apa maksud illustrasi ini?"

Seorang mahasiswa dengan semangat mengacungkan jari dan berkata, "Maksudnya adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga maka pasti kita bisa mengerjakannya."

"Oh, bukan," sahut dosen, "Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari illustrasi mengajarkan pada kita bahwa: bila anda tidak memasukkan "batu besar" terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya."

Apa yang dimaksud dengan "batu besar" dalam hidup anda? Anak-anak anda; Pasangan anda; Pendidikan anda; Hal-hal yang penting dalam hidup anda; Mengajarkan sesuatu pada orang lain; Melakukan pekerjaan yang kau cintai; Waktu untuk diri sendiri; Kesehatan anda; Teman anda; atau semua yang berharga.

Ingatlah untuk selalu memasukkan "Batu Besar" pertama kali atau anda akan kehilangan semuanya. Bila anda mengisinya dengan hal-hal kecil (semacam kerikil dan pasir) maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestin ya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya anda perlukan untuk hal-hal besar dan penting.

Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika akan merenungkan cerita pendek ini, tanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah "Batu Besar" dalam hidup saya?" Lalu kerjakan itu pertama kali."

IMPIAN = BATU BESAR

Moving Class sebagai Inovasi Pembelajaran


Oleh : Imam Nashokha, S.Pd.

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk mendapatkan ilmu melalui jalur formal, yang mana di dalam sekolah terdapat lingkungan terkecil yang kita kenal dengan kelas. Di tempat inilah siswa mendapatkan transfer ilmu dan bimbingan langsugn dari guru-guru pengajar. Suasana kelas sudah tentu tidak jauh berbeda dari zaman kita sekolah hingga sekarang, yaitu posisi papan tulis dan meja guru di depan sedang posisi siswa berada di belakang. Suasana ini cenderung dinilai sebagai pemicu merosotnya nilai dan kreatifitas anak di dalam kelas. Melihat realita tersebut, banyak pada pendidik dan pakar pendidikan berpikiran untuk merubah suasana dan cara pembelajaran di kelas yang dianggap terlalu formal dan terkesan menakutkan dengan model pembelajaran moving class (kelas berpindah).

Istilah moving class (kelas berpindah) sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga kita, hanya saja dalam tataran praktis masih jarang dipraktekkan di sekolah-sekolah yang ada di lingkungan sekitar kita. Moving class (kelas berpindah) dinilai sebagai inovasi pembelajaran yang menyenangkan, hal ini dikarenakan siswa tidak lagi belajar selama satu hari penuh di dalam kelas yang sama. Tetapi siswa diharuskan berpindah kelas sesuai dengan bidang studi yang akan diikutinya. Perbedaan moving class (kelas berpindah) dengan kelas konvensional adalah setting dan suasana kelas. Setting kelas moving class cenderung didesign sesuai dengan latar belakang keilmuan atau bidang studi, sehingga di dalam kelas ini siswa merasa lebih dekat dan dapat melihat atau mempraktekkan langsung ilmu yang didapat dari pengajar. Sedangkan kelas konvensional disetting sebagai kelas yang general (umum), yang meliputi semua bidang studi yang ada. Selain design ruangan yang mempengaruhi kreatifitas siswa dalam belajar, ternyata moving class juga berpengaruh pada psikologis anak. Dari pukul 07.30 hingga pukul 12.10 bahkan ada yang sampai dengan pukul 16.00 siswa berada dalam kelas yang sama, dan hal ini berlangsung selama satu tahun sebelum siswa naik ke jenjang selanjutnya, sangat mungkin sekali anak akan mengalami stess. Sehingga, dengan adanya inovasi pembelajaran yaitu moving class dapat menjawab salah satu dari sekian banyak persoalan yang dihadapi oleh siswa di sekolah.

Dalam tataran pelaksanaan, moving class sudah banyak dilakukan oleh sekolah-sekolah walau pada awalnya sempat ditentang. Namun, setelah melihat hasil yang didapat tidak sedikit sekolah yang juga melakukan inovasi pembelajaran ini. Ke depannya, moving class dapat diaplikasikan pada sekolah-sekolah yang ada di seluruh Indonesia sehingga dapat memacu tingkat kreatifitas siswa yang sudah pasti juga akan mendongkrak standar kelulusan siswa yang selama ini dirasa masih sangat rendah.

Pendidikan Inklusi


PENDIDIK SAATNYA MENJADIKAN PENDIDIKAN INKLUSI SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PENDIDIKAN UNTUK SEMUA

Oleh: Imam Nashokha, S.Pd.
(Mahasiswa Program Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Malang Jurusan Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Tenaga Pendidik di SMP Negeri 8 Tanjung)


Abstrak
Profesionalitas pendidik dapat diukur dari kecakapan untuk merencanakan dan mengelola perubahan baik bersifat kebijakan administratif maupun substansi pendidikan yang bersifat makro, messeo dan mikro pembelajaran. Responsif, dinamis, memiliki kecerdasan universal dan multi disiplin serta terus berupaya meningkatkan wawasan kependidikan secara adaptif.
Konsep pendidikan inklusi yang berusah memberikan format pendidikan tanpa batas, untuk semua, cross culture of education, adalah desain baru pendidikan yang juga harus bisa dipahami dan mampu diimplementasikan dalam praktik kependidikan. Tuntutan untuk terus siap menerima perubahan sistem pendidikan global dan mempersiapkan perencanaan pendidikan dengan baik adalah skill yang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan.

Kata Kunci: Pendidik, Pendidikan Inklusi

A. Pendahuluan
Pendidikan yang mampu melayani semua anak dalam keragaman dan perbedaan, dengan fokus untuk mengoptimalkan potensi anak secara penuh, kini menjadi kecenderungan reformasi pendidikan yang tengah dikembangkan oleh banyak negara. Karena itu, semangat baru pendidikan ini harus secepatnya mampu direspon dan dipahami oleh para pendidik dan pengelola pendidikan di negeri ini dalam upaya menyuguhkan model pendidikan terbaik untuk semua.
Kompetensi pendidikan dan pengajaran yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional, baik bersifat pribadi, sosial maupun akademis dalam bidang keguruan bagi tenaga kependidikan, saatnya diterapkan secara aplikatif dan mampu merespons segala bentuk pengembangan atau desain pendidikan yang sarat perubahan lebih baik. Bahkan tambah Surya (dalam Kunandar, 2007: 47), profesionalisme pendidik akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi dan metode, terus menghargai dan mengembangkan dirinya dalam berbagai upaya pendidikan serta memiliki tanggung jawab moral yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya.
Menjalankan profesi sebagai pendidik, menurut Soedijarto (dalam Kunandar, 2007: 57) guru atau pendidik harus memiliki kemampuan: (a) merancang dan merencanakan program pembelajaran dan model pendidikan; (b) mengembangakn program pembelajaran atau pendidikan; (c) mengelola pelaksanaan program pembelajaran dan pendidikan; (d) menilai proses dan hasil pembelajaran dan pendidikan; dan (e) mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran dan pendidikan. Dengan kata lain, adaptasi dan pengembangan pendidikan inklusi sebagai alternatif model pendidikan karakteristik kultural modern (cross culture of education), juga menjadi hal yang sangat penting untuk dikuasai pendidik sebagai unsur profesionalitasnya.

B. Pendidikan Inklusi
Format pendidikan inklusi dinilai dapat menjadi jembatan untuk mewujudkan pendidikan untuk semua (education for all), tanpa ada seorang pun yang tertinggal dari layanan sistem pendidikan. Pendidikan inklusi ini juga diyakini membuat sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik. Ke depan pendidikan inklusi juga bisa menghancurkan eksklusifitas sosial dalam masyarakat. Sheldon Shaeffer dari Biro Pendidikan Regional Asia Pasifik UNESCO, dalam konferensi Persiapan regional Asia Pasifik mengenai pendidikan inklusi di Denpasar Bali, akhir Mei lalu (baca: Kompas) menjelaskan, pendidikan inklusi merupakan sebuah proses menuju dan merespons keragaman kebutuhan peserta didik melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat serta mengurangi ketertinggalan dalam dan dari pendidikan.
Semangat pendidikan inklusi memandang perbedaan diantara para siswa sebagai sebuah tantangan yang memberikan keuntungan, bukan hambatan dalam pembelajaran di sekolah. Pendidikan yang demikian mampu terlaksana jika individu mengakui bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan berkualitas. Pendidikan inklusi, tidak hanya bagaimana mengintegrasikan sekelompok anak dalam suatu pendidikan khusus. Perlu difokuskan bagaimana mengembangkan strategi menghilangkan hambatan-hambatan dalam belajar dan sebaliknya semua anak bisa berpartisipasi. Hanya dengan cara ini, kita dapat mencapai pendidikan berkualitas bagi semua. Karena itu, perlu diciptakan sekolah ramah anak supaya mereka sadar akan hak-hak mereka untuk mendapatkan pendidikan berkualitas baik. Sheldon, juga menyebutkan sekolah ramah anak adalah sekolah yang mencari anak. Artinya sekolah itu, harus mau mengidentifikasi anak-anak yang tidak terjangkau dan membantu mereka untuk mendapatkan hak pendidikan.
Sekolah juga harus berpusat pada anak, yaitu mengembangkan potensi anak secara penuh meliputi semua perkembangan anak, yakni kesehatan, status gizi, dan kesejahteraan serta peduli terhadap apa yang terjadi pada anak sebelum masuk sekolah dan setelah lulus. Terpenting dari semua adalah sekolah harus memiliki kualitas lingkungan belajar yang baik, yakni yang responsif jender, mendorong partisipasi anak-anak, keluarga dan masyarakat. Namun, pada kenyataannya masih banyak anak-anak yang tertinggal dari layanan pendidikan. Mereka adalah anak-anak penyandang ketunaan atau berkebutuhan khusus, anak-anak jalanan dan pekerja anak, anak-anak yang berada di lingkungan sulit seperti konflik bersenjata dan bencana alam, anak-anak yatim piatu dan dibuang, anak-anak dari keluarga sangat miskin, anak-anak yang terinfeksi HIV/AIDS, serta anak-anak migran atau pengungsi.
Renato Opertti dari Biro Pendidikan Internasional UNESCO (baca: Kompas) mengatakan, pendidikan inklusi telah tumbuh menjadi perhatian dunia yang menantang proses reformasi pendidikan di negara maju dan berkembang. Sasarannya adalah memberikan layanan pendidikan berkualitas yang didefinisikan kembali sebagai proses belajar dengan memperhitungkan kemampuan belajar anak yang berbeda, mengurangi ekslusifitas, dan tidak mengajarkan pengetahuan akademik yang tinggi semata. Karena itu, untuk dapat melaksanakan pendidikan inklusi ini dibutuhkan sistem pendidikan dan peran pendidik atau guru yang mengarah pada paradigma baru pendidikan, yaitu mampu memanusiakan anak-anak didik. Untuk komitmen menurut Iwa Kuntadi (2007: 2), dibutuhkan pengajaran kuat pada guru atau pendidik sejak pendidikan di perguruan tinggi hingga pendidikan selama menjadi guru. Melalui School Based Teacher Education (SBTE); Academic Based Teacher Education (ABTE); Collaborative Teacher Education (CTE); Performance Based Teacher Education (PBTE); dan Competency Based Teacher Education (CBTE).
Pengajaran guru seharusnya didasarkan pada paradigma untuk bisa memahami siswa dalam keberadaannya. Dengan kurikulum yang fleksibel, pendidik atau guru akan mudah mengerti mengenai perbedaan anak-anak yang memiliki kapasitas khas. Karena bagi H.A.R.Tilaar (1999: 281), memandang profesi guru pada abad ke 21 merupakan suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik serta berhadapan dengan tiga karakteristik, yaitu; (1) masyarakat teknologi, (2) masyarakat terbuka, (3) masyarakat madani. Adapun proses pendidikan yang adalah interaksi yang terjadi di masa depan sesuai dengan teknologi yang ada, masyarakat yang terbuka dan demokrasi. Atas dasar itu, pendidikan inklusi itu juga merespons kebutuhan budaya dan kelompok sosial beragam. Ini tantangan tidak mudah, tetapi pendidikan sedang menuju kepada pembiasaan untuk menerima keragaman mulai dari sekolah.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, kebijakan pendidikan Indonesia mengharuskan tidak boleh ada anak tertinggal layanan pendidikan dan pendidikan dilakukan secara holistik (baca: Kompas). Tantangan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar, heterogen dan wilayah yang sangat luas. Upaya menjangkau semua warga untuk menikmati pendidikan terus dilakukan dan ditingkatkan. Anak-anak berkebutuhan khusus seperti penyandang berbagai ketunaan dan anak cerdas istimewa mendapat pendidikan khusus, dengan sekolah atau kelas khusus (akselerasi). Sedangkan untuk anak-anak jalanan, di daerah terisolasi, miskin, pengungsi atau daerah konflik dan bencana alam juga diberikan pendidikan layanan khusus. Tidak terlupakan tuntutan tenaga kependidikan untuk dapat memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya terus diupayakan (Kunandar, 2007: 40).

C. Penutup
Untuk menjadi profesional, para pendidik tidak saja harus menguasai bahan mengajar dan kurikulum sekolah, mampu mengelola program belajar-mengajar, mengelola kelas dengan baik, ahli menggunakan media pembelajaran, tetapi juga harus menguasai landasan dan filosofis pendidikan.
Format pendidikan inklusi, yang menawarkan desain pendidikan untuk semua, tidak membedakan, relationship, inklusif dan terbuka untuk semua kalangan anak tanpa kecuali, merupakan elemen pendidikan yang juga menuntut keahlian para pendidik untuk terus berlomba-lomba mewujudkan sistem pendidikan terbaik bagi masyarakat, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara, yang bermoral dan bermartabat kemanusiaan.

DAFTAR PUSTAKA

UNESCO. 1997. Training of Teacher/Trainers in Technical and Vocational Education Section for Technical and Vocational Education.
Iwa Kuntadi. 2007. Profesionalisme Guru untuk Meningkatan Mutu Pendidikan dalam Era Teknologi Informasi. _______
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Tilaar, H.A.R. 1999. Manajemen pendidikan nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
----------. 2008. Arah Baru Pendidikan, Harian Kompas, edisi 9 Juni 2008
Yusuf, Indra. 2008. Menakar Kualitas Pendidikan Kita. Harian Kompas, edisi 21 Juli 2008.
----------. 2008. Proposed Outcomes in TVET Asia Pacific Conference. Adelaide.

Sumber/di Publikasikan oleh: Media Bersinar Volume VII No. 29 Tahun 2009