Kamis, 24 Mei 2012

CINTA dan WAKTU

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta.

Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh! Maaf, Cinta!” kata Keyaan, “perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.”

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!” teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panic. Tak lama lewatlah Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta. “Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” Sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lelwatlahKesedihan. “Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu,: kata Cinta. “Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja…” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta putus asa. Ia meraskan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengan suara, “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!” Cinta menoleh kea rah suara itu danmelihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orant tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya keapda seorang penduduk tua di pulau itu, siapakah sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu.” Kata orang itu. “Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” Tanya Cinta heran. “Sebab,” kata orang itu, “hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu…”

Sahabat… Ketika Cinta sedang disanjung dengan Kecantikan, Kekayaan, dan Kebahagiaan. Semua kan terasa sangat indah. Bahkan karena teramat indahnya itulah terkadang kita dapat meninggalkan lingkungan sosial, teman, sahabat, bahkan keluarga kita. Tetapi ketika Cinta menemui Kesedihan, kemanakah tempat tuk mengadu…??? Semua selalu diakhiri dengan kesendirian… Sebaliknya jika Cinta sudah lepas dari Kecantikan, Kekayaan, dan Kebahagiaan, maka Cinta akan dicampakkan bagai barang yang sudah tak berguna lagi. Sahabat… hanya Waktu yang dapat menunjukkan bagaimana dan berapa nilai sesungguhnya dari kata yang bernama “CINTA” .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.