Minggu, 30 Mei 2010

Aliran-Aliran Filsafat Modern

"Aliran Progressivisme"
oleh : Imam Nashokha, S.Pd.


  1. Latar Belakang
Dalam perkembangannya filsafat adalah hasil pemikiran ahli – ahli filsafat atau filosof- filosof sepanjang zaman dengan obyek permasalahan hidup di dunia. Sebagai ilmu filsafat telah banyak mempengaruhi perkembangan keseluruh budaya umat manusia. Fisafat  telah mempengaruhi system politik, system social dan system ideologi semua bangsa. Filsafat juga mempengaruhi system ilmu pengetahuan sendiri, termasuk filsafat pendidikan.
Pandangan para filosof ada kalanya saling mendukung tetapi tidak jarang pula berbeda atau berlawanan. Perbedaan ini sering muncul dikarenakan para ahli tersebut berbeda cara dalam meng-approach suatu masalah. Perbedaan ini dapat uga disebabkan oleh latar belakang pribadi para ahli tersebut, disamping pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat. Oleh penelitian para ahli kemudian ajaran filsafat tersebut disusun dalam satu sistematika dengan kategori tertentu. Klasifikasi inilah yang melahirkan apa yang kita kenal sebagai suatu aliran ajaran filsafat.
Pada kesempatan ini pemakalah akan menguraikan aliran filsafat pendidikan modern yaitu ”Filsafat Pendidikan Progressivisme”. Progressivisme berkembang dalam permulaan abad 20 ini terutama di Amerika Serikat. Progressivisme lahir sebagai pembaharuan dalam dunia pendidikan sebagai protes terhadap kebijakan konensional.
Progressivisme bukan merupakan aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan suatu gerakan dan perkumpulan yang kuat yang didirikan pada tahun 1918 di Amerika Serikat. Banyak guru yang ragu terhadap gerakan ini karena mereka telah mempelajari dan memahami filsafat Dewey. Kaum progresif mengkritik filsafat Dewey karena perubahan secara evolusi, sedangkan kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar lebih cepat mencapai tujuan.Mereka mengkritik terhadap formalime dan sekolah tradisional yang membosankan, yang menerapkan disiplin keras, belajar pasif, dan banyak hal- hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan.

  1. STRATEGI PROGRESIF
          Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar dimasa mendatang.Karenanya, cara terbaik mempersiapkan siswa untuk masa depan yang tidak diketahui adalah membekali mereka denga strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dan menemukan kebenaran-kebenaran yang relevan pada saat ini.
Orang-orang progresif merasa bahwa kehidupan itu berkembang dalam suatu arah positif dan umat manusia dapat dipercaya utuk bertindak dalam minat-minat terbaik mereka sendiri, maka para pendidik yang memiliki suatu orientasi progresif memberi kepada siswa sejumlah kebebasan dalam menentukan pengalaman-pengalaman sekolah mereka.       
Peran guru dalam suatu kelas yang berorintasi secara progresif adalah berfungsi sebagai seorang pembimbing yang memiliki tanggun jawab memfasilitasi pembelajaran siswa.

  1. ALIRAN PROGRESSIVISME
Essesia yang terkandung dalam ajaran filsafat progressivisme ini adalah dalam namanya sendiri “Progressive”. Dalam tulisan Brubacher yang bila diterjemahkan adalah “Progressive (berkembag maju) adalah sifat alamiah, kodrati dan itu berarti perubahan. Dan perubahan berarti suatu yang baru. Sesuatu yang baru merupakan keadaan yang nyata dan bukan sekedar pengertian atas realita yang sebelumnya memang sudah demikian”.
Progressivisme mempunyai watak yang dapat digolongkan:
  1. Negatif dan diagnostic yang berarti anti terhadap ototarianisme dan absolutisme dalam bentuk kuno maupun modern.
  2. Positif dan remedial, yakni suatu pernyataan dan kepercayaan atas kemampuan manusia sebagai subyek yang memiliki potensi- potensi alamiah, terutama kekuatan self- regenerative untuk menghadapi dan mengatasi semua problem hidupnya.
Pandangan-pandangan progressivisme dianggap sebagai “the liberal road culture”,  dalam arti bahwa liberal dimaksudkan sebagai fleksibel, berani, toleran dan bersikap terbuka. Progressivisme menganggap pendidikan sebagai cultural transition. Ini berarti bahwa pendidikan dianggap mampu merubah dalam arti membina kebudayaan baru yang dapat menyelamatkan manusia bagi hari depan yang makin kompleks dan menantang.
Ciri Utama progressivisme:
1.      Percaya manusia sebagai subyek yang memiliki kemampuan untuk menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya yang multi kompleks dengan skill dan kekuatannya sendiri.
2.      Merupakan suatu filsafat transisi antara dua konfigurasi kebudayaan yang besar.

   Progressivisme disebut dengan nama yang berbeda-beda seperti instrumentalisme, experimentalism, environmentalisme dan pragmatisme. Dinamakan instrumentalisme karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelgensia manusia sebagai alat untuk hidup, untuk kesejahteraan, untuk mengembangkan kepribadian manusia. Dinamakan experimentalisme, karena aliran tersebut menyadari dan mempraktekkan asas eksperimen yang merupakan untuk menguji kebenaran suatu teori. Progressivisme dinamakan environmentalisme karena aliran  ini menganggap lingkungan hidup mempengaruhi pembinaan kepribadian (Noor Syam,1987: 228-229).  Sedangkan pragmatisme berpendapat bahwa suatu keterangan itu benar, kalau kebenaran itu sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan dikatakan benar, kalau kebenaran itu sesuai dengan kenyataan (Rasjidi,1965: 18).Aliran progressivisme memiliki kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan yang meliputi : Ilmu Hayat, bahwa manusia untuk mengetahui kehidupan semua masalah. Antropologi yaitu bahwa manusia mempunyai pengalaman, pencinta budaya, dengan demikian dapat mencari hal baru. Psikologi yaitu manusia akan berpikir tentang dirinya sendiri, lingkungan, dan pengalaman- pangalamannya, sifat-sifat alam, dapat meguasai dan mengaturnya.
Adapun tokoh-tokoh Progressivisme antara lain :
1.      William James, yang terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatime dan Empirisme radikal juga sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup.
2.      Jhon Dewey termasuk salah seorang pendiri filsafat Pragmatisme, mengembangkan Pragmatisme dalam bentuknya yang orisinil. Ide filsafatnya yang utama berkisar dalam hubungan dengan problema pendidikan yang konkrit, baik teori maupun praktek.
3.      Hans Vaihinger; menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Per-sesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan;satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia.
4.      Ferdinant Schiller dan Georges Santayana; kedua tokoh ini penganut pragmatisme. (Poedjawijatna, 1990: 133).

  1. PANDANGAN ONTOLOGI  PROGRESSIVISME
Asal Hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang amat luas tidak terbatas,sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia tentang penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain – lain adalah realita manusia hidup sampai mati. Pengalaman adalah suatu sumber evolusi, yang berarti perkembangan, maju setapak demi setapak mulai dari yang mudah-mudah menerobos kepada yang sulit – sulit (proses perkembangan yang lama). Pengalaman adalah perjuangan, sebab hidup adalah tindakan dan perubahan – perubahan. Manusia akan tetap hidup berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuangan,perubahan dan berani bertindak.

  1. PANDANGAN EPISTEMOLOGI PROGRESSIVISME   

Pengetahuan adalah informasi, fakta, hokum, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya,ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan-catatan. Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka makin besar persiapan kita menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus disesuaikan dan dan dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. Kebenaran ialah kemampuan suatu ide memecahkan masalah, kebenaran adalah konsekuen daripada suatu realita pengetahuan dan daya guna di dalam hidup (Noor Syam, 1986: 236).

  1. PANDANGAN AKSIOLOGI PROGRESSIVISME
Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian adanya pergaulan. Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa adalah sarana expresi yang berasal dari dorongan, kehendak, perasaan, kecerdasan dari individu-individu (Barnadib, 1987: 31-32). Nilai itu benar atau salah, baik atau buruk dapat dikatakan ada bila menunjukkan kecocokan dengan hasil pengujian yang dialami manusia dalam pergaulan manusia.
   
  1. PROGRESSIVISME DAN PENDIDIKAN
Jhon S.Brubacher, mengatakan bahwa filsafat progressivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh Willia James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952)  yang menitikberatkan pada segi manfaat bagi hidup praktis.Filsafat progressivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoriterisme dalam segala bentuknya, nilai-nilai yang dianut bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan.Sehingga progressivisme dianggap sebagai The Liberal Road of Culture (kebebasan mutlak menuju kebudayaan) maksudnya nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan, toleran dan terbuka (open minded).
Filsafat progressivisme menuntut kepada penganutya untuk selalu progress . (maju) bertindak secara konstruktif, inovatif dan reformatif, aktif serta dinamis. Sebab sudah menjadi naluri manusia selalu menginginkan perubahan-perubahan. Untuk mendapatkan perubahan itu manusia harus memiliki pandangan hidup yang bertumpu pada sifat-sifat: fleksibel ,curios, toleran dan open minded.
Namun demikian filsafat progressivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah manusia, kekuatan yang diwarisi sejak lahir (man’s natural power). Maksudnya adalah manusia sejak lahir telah membawa bakat dan kemampuan (prediposisi) atau potensi dasar terutama daya akalnya sehingga dengan daya akalnya manusia dapat mengatasi segala problematika hidupnya, baik itu tantangan, hambatan, ancaman maupun gangguan yang timbul dari lingkungan hidupnya.        
Aliran filsafat progressivisme telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam   dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain (Ali, 1990: 146). Oleh karena itu filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter, sebab aka mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira mengahadapi pelajaran.
Filsafat progressivisme memandang tetang kebudayaan bahwa budaya sebagai hasil budi manusia, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak beku, melainkan selalu berkembang dan berubah. Untuk itu pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekostruksi kebudayaan baru haruslah dapat menciptakan situasi yang edukatif yang pada akhirnya akan dapat memberikan warna dan corak dari output yang dihasilkan manusia-manusia yang berkualitas unggul, berkompetitif, inisiatif, adaptif dan kreatif sanggup menjawab tantangan zamannya.
Untuk itu sangat diperlukan kurikulum yang berpusat pada pengalaman, dimana apa yang diperoleh anak didik selama di sekolah akan dapat diterapkan dalam dalam kehidupan nyatanya. Dengan metode pendidikan “Learning by Doing” dan “Problem Solving”.
    
  1. Asas Belajar
Pandangan mengenai belajar, filsafat progressivisme mempunyai konsep bahwa anak didik mempunyai akal dan kecerdasan sebagai potensi yang merupakan suatu kelebihan dibandingkan dengan makhuk-makhluk lain. Filsafat progressivisme mengakui anak didik memiliki potensi akal dan kecerdasan untuk berkembang dan mengakui individu atau anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkunganya.
  Jhon Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi (Jalaludin, 1997: 75). Artinya proses pertumbuhan  dan proses dimana anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya, maka dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Sekolah yang ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Sekolah menyajikan program pendidikan yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karaktersitik daerah itu. Filsafat progressivisme menghendaki isi pendidikan dengan bentuk belajar “learning by doing”  (Zuhairini, 1991: 24). Sekolah bukan hanya berfungsi sebagai transfer of knowledge  akan tetapi juga berfungsi sebagai transfer of value, sehingga anak menjadi trampil dan berintelektual baik secara fisik maupun psikis.  Jhon Dewey ingin mengubah bentuk pengajaran tradisional, ditandai dengan sifat vercalisme  di mana terdapat cara belajar DDCH (duduk, dengar, catat,hafal) menuju kearah penyelenggaraan sekolah progressive, sekolah kerja, sekolah pembangunan dan CBSA.
 
  1. Pandangan Kurikulum Progressivisme
Filsafat  progressivisme menghendaki sekolah yang memiliki kurikulum yang bersifat fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh doktrin tertetu), luas dan terbuka sehingga kurikulum dapat direvisi dan dievaluasi setiap saat sesuai dengan kebutuhan setempat. Kurikulum bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya, yaitu kurikulum yang edukatif dan eksperimental (core  Curriculum). Progressivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi, dengan demikian core curriculum  mengandung ciri-ciri integrated curriculum, metode yang diutamakan yaitu problem solving (Zuhairini, 1991: 24). Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi diharapkan anak  dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Filsafat progressivisme ingin membentuk keluaran (out put)  yang dihasilkan dari pendidikan di sekolah yang memiliki keahlian dan kecakapan yang langsung dapat diterapkan di masyarakat luas. 
  Metode problem solving diterapkan kedalam proses pendidikan dengan maksud melakukan pembaharuan atau inovasi dari bentuk pengajaran tradisional dimana adanya verbalisme pendidikan ke proses pembelajaran aktif. Siswa dituntut untuk dapat berpikir ilmiah seperti menganalisa, melakukan hipotesa dan menyimpulkan dan penekanannya terletak kepada kemampuan intelektualnya.  
W.H Kilpartick dalam Jalaludin (1997: 79-80) mengatakan suatu kurikulum yang dianggap baik berdasar atas beberapa prinsip:
a.  Kurikulum harus dapat meningkatkan kualitas hidup anak didik sesuai    dengan jenjang pendidikan
b.   Kurikulum yang dapat membina dan mengembangkan potensi anak didik
c.  Kurikulum yang sanggup mengubah prilaku anak didik menjadi kreatif, adaptif, dan kemandirian
 d. Kurikulum bersifat fleksibel atau luwes berisi berbagai macam bidang studi.

3. Pandangan Progressivisme tentang Budaya
Filsafat progressivisme menganggap bahwa pendidikan telah mampu merubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan- perubahan cultural dan tantangan zaman, sekaligus menolong manusia menghadapi transisi antara zaman tradisional untuk memasuki zaman modern (progresif).
Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya selalu berupaya mengadakan perubahan-perubahan.  Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia selalu berevolusi meningkatkan kualitas hidupyang semakin terus maju. Dengan rangsangan dari lingkungannya terutama lewat pendidikan potensi-potensi manusia akan berkembang, maka potensi – potensi untuk berpikir, berkreasi, berbudaya, berbudi dapat berkembang pula.     

  1. Penutup
Asas Progressivisme dalam belajar bertitik tolak dari asumsi bahwa anak didik bukan manusia kecil, tetapi manusia seutuhnya yang mempunyai potensi untuk berkembang, setiap anak didik berbeda kemampuannya, anak didik adalah insan yang aktif, kreatif dan dinamis.
Filsafat progressivisme memiliki konsep manusia memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat memecahkan problematika hidupnya, telah  mempengaruhi pendidikan, dimana dengan pembaharuan- pembaharuan pendidikan telah dapat mempengaruhi manusia untuk maju (progress).  Sehingga semakin tinggi tingkat berpikir manusia maka akan semakin tinggi pula tingkat budaya dan peradaban manusia.    
 

Daftar Pustaka

Brameld, Theodore. 1955. Philosophies of Education in Cultural Perspective. World Book Company: USA
Jalaluddin dan Idi, Abdulah. 1997. Filsafat Pendidikan. Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Gaya Media Pratama: Jakarta
Kattsoff,  Louis O. 1992. Element of Philosophy. The Ronald Press Company: New York
Mudyahardjo, Redja. 2001. Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar.  Remaja Rosdakarya: Bandung 
Pidarta, Made. 2000. Landasan kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Rineka Cipta: Jakarta
Sadulloh, Uyoh. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Alfabeta: Bandung
Titrarahardja, Umar dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan: Rineka Cipta: Jakarta

Kamis, 27 Mei 2010

1 Juni, DPR Peringati Pidato Bung Karno

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan menggelar peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2010 dengan sesuatu yang istimewa.

Wakil Ketua DPR, Pramono Anung, mengatakan, acara tersebut akan diisi dengan peringatan Pidato Presiden I Republik Indonesia, Soekarno (Bung Karno). Acara ini juga akan dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Pada 1 Juni mendatang, kami akan mengadakan peringatan Pidato Bung Karno yang dihadiri Presiden. Pidato yang diperingati adalah pidato yang disampaikan Beliau pada tanggal 1 Juni," kata Pramono, seusai memimpin rapat Badan Musyawarah DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/5/2010).

Pidato Bung Karno itu, dinilai relevan dengan konteks perubahan zaman saat ini. Peringatan Hari Lahir Pancasila itu dijadwalkan pada pukul 10.00-12.00. "Karena Selasa bertepatan dengan jadwal paripurna, maka paripurnanya mundur pukul 13.00," katanya.

Paripurna DPR pekan depan akan mengesahkan keputusan DPR mengenai batas laut wilayah Indonesia yang melalui Selat Singapura dan RUU Inisiatif Pemukiman dan Perumahan.

Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/45763/1-juni-dpr-peringati-pidato-bung-karno

Selasa, 18 Mei 2010

Inilah Ramalan Terakhir Mama Lauren

JAKARTA, KOMPAS.com Dikenal dengan ramalannya yang jitu, (mendiang) Mama Lauren masih sempat melakukan penerawangan meski dalam kondisi tidak sehat. Apa ramalannya? 
"Pesan Mama bahwa vision yang dia dapatkan harus disampaikan untuk kepentingan orang banyak," terang anak angkat Mama Lauren, Beby Djenar, ketika ditemui di rumah duka jenazah Mama Lauren di Kompleks Cipinang Indah, Jalan Kasuari II, Jakarta Timur, Selasa (18/5/2010) dini hari.
Lanjut Beby, Mama Lauren meramal, kondisi alam Indonesia akan semakin tidak bersahabat. "Kalau kita dapat gambaran, minimal kita kasih warning seperti kondisi alam yang tidak stabil dan pemerintahan yang sedang tidak nyaman," kata Beby.
Contohnya? "Mengenai fenomena alam ini yang semakin memprihatinkan seperti banyaknya gempa. Itu yang membuat Mama sering terbangun," kata Beby lagi. (FAN)

Sumber: http://entertainment.kompas.com/read/2010/05/18/02593188/Inilah.Ramalan.Terakhir.Mama.Lauren

Minggu, 09 Mei 2010

Game Online Terus Makan Korban

RANGGA Faisal menatap lurus. Pandangannya kosong. Masa depan pemuda 21 tahun itu kini terancam buram. Bagaimana tidak. Kuliahnya di Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Jurusan Elektro yang sudah semester keempat, tiba-tiba berantakan, dan dia harus masuk penjara pula.
  
Bukan karena kecanduan narkoba, namun lantaran dia 'mabuk' main Texas Hold'Em Poker, satu permainan yang bisa diikuti melalui satu situs jejaring sosial.
  
Menurut penuturan Rangga, sejak beberapa bulan terahir dia selalu main poker sampai menjelang dini hari. Karena lebih sering kalah ketimbang menang, dia pun ngutang uang pada beberapa rekannya. Tanpa disadarinya, utangnya mencapai Rp 6 juta.
  
"Saya sudah berusaha melunasinya dengan menjual handphone dan laptop, namun tidak tertutupi," ungkap Rangga saat dimintai keterangan oleh petugas penyidik Polsek Ulin Gambut, Kabupaten Banjar, Selasa (20/4) lalu. Dia ditangkap karena tepergok mencuri sepeda motor.
  
Kejadian serupa dialami RM (16), seorang pelajar SMU di Banjarmasin. Disergap petugas anggota Polsekta Banjarmasin Timur, Selasa (4/5) lalu setelah ketahuan mencuri sepeda motor milik temannya sendiri.
  
"Sepeda motor saya tergadai gara-gara main poker. Saya terpaksa mencuri demi mencari uang tebusan," tutur RM getir.
  
Gara-gara poker pula, Adi (20) terlibat aksi penjambretan bersama teman-temannya. "Uang hasil menjambret saya pakai untuk beli chip main poker dan bayar warnet," terang pemuda pengangguran itu di depan anggota Polsekta Banjarmasin Barat yang menangkapnya.
  
Hal serupa berlaku bagi empat sekawan; Iman (21), Alan (21), Mahrani (19) dan Audi (19). Kuartet tersebut dicokok anggota Polsekta Banjarmasin Barat akhir bulan lalu karena terlibat aksi jambret, demi mendapatkan uang untuk bisa main Poker.
  
"Uangnya habis untuk itu saja," ujar Iman mewakili rekan- rekannya.
  
Fenomena itu kini menjadi perhatian petugas kepolisian.

"Dalam tiga bulan terakhir, kasus curanmor meningkat pesat. Kebanyakan lokasinya di warnet dan yang jadi korban adalah anak muda yang asyik main poker hingga lewat tengah malam," kata
Kasatreskrim Poltabes Banjarmasin, Kompol Suhasto SIK.
  
Pengamat Sosial dari Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Prof Wahyu MSi, melihat fenomena itu karena generasi muda ingin mendapatkan penghasilan besar, tanpa mengeluarkan banyak energi.
  
"Itulah kemungkinan penyebabnya. Karena bernafsu ingin mendapatkan kenikmatan tanpa harus bekerja keras, lalu muncul sebuah cara, salah satunya jalur judi. Hanya duduk di depan komputer, kemudian menunggu peruntungan tidak perlu mengeluarkan banyak energi," katanya.
  
Pembantu Dekan I FKIP Unlam itu menjelaskan, seseorang yang sudah kecanduan permainan poker, tidak lagi memikirkan faktor kerugian.
  
"Mereka ingin terus menang, tetapi nyatanya malah rugi yang didapat, sementara permainan tersebut juga perlu modal uang," jelasnya.
  
Selanjutnya, ketika pecandu poker mengalami banyak kekalahan, banyak hal yang menjadi tekanan dalam dirinya, sehingga mencari jalan pintas. "Nafsu bermain dan ambisi untuk menang terus bergelora, tetapi modal sudah habis, muncullah pikiran pendek, sehingga akhirnya nekad melangar hukum," katanya.
  
Karena itu, imbuh Wahyu, tindakan yang tidak rasional tersebut harus diminimalisir dengan membuat sebuah pengendalian diri.
  
"Memang permainan ini sudah menjamur bahkan tidak hanya di Indonesia, semua negera juga memainkannya. Tetapi alangkah  baiknya mereka tetap bisa mengendalikan diri sesuai norma agama," dia mengingatkan.
  
Selain itu, Wahyu juga menyarankan bila sebaiknya ada peran dari pemerintah dalam memberikan pembinaan terhadap pemilik dan pengelola warnet. "Pemerintah perlu memberikan semacam penyuluhan, sehingga para pengguna warnet bisa lebih terkontrol," katanya.
  
Sementara itu, psikolog Mariam Agustina mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan seseorang terpicu melakukan aksi kejahatan
berasal dari lingkungan pergaulan.
  
"Karena pergaulan yang salah atau mendapatkan figur yang salah bisa memicu anak muda nekat menjambret, mencuri dan lainnya," katanya.

Sumber: http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/43972/game-online-terus-makan-korban

Jumat, 07 Mei 2010

Kumpulan Berita Terkait Pengumuman Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat SMP/MTs Tahun 2010

Pengantar

Bukan demi maksud mengejar traffic atau hit stats sehingga saya menuliskan kembali postingan dengan tema Pengumuman Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat SMP/MTs Tahun 2010 namun lebih karena upaya dokumentasi berita saja. Karena jika tidak disimpan dalam suatu wadah tersendiri khawatir malah akan kelupaan untuk mencari berita terkait di masa mendatang. Lagipula sebenarnya tidak sulit kok untuk mengumpulkan berita-berita seputar pengumuman hasil UN tingkat SMP/MTs tahun 2010 tersebut mengingat begitu banyak kini koran online yang menuliskan berita tersebut. Harian Kompas online saya kira merupakan salahsatu sumber referensi utama saya dalam pengambilan berita karena selalu menyajikan berita seputar dunia pendidikan terupdate bahkan dalam hitungan jam. Mengingat juga salahsatu fungsi blog ini ialah mendokumentasikan segala tulisan, berita atau artikel seputar dunia pendidikan (terutama dunia guru dan madrasah) yang dipandang memiliki nilai manfaat dan dapat dijadikan bahan kajian berikutnya baik oleh pemilik blog ini maupun oleh pengunjung yang kebetulan nyasar di blog sini.
Banyak hal menarik sebenarnya yang bisa didiskusikan mengenai fenomena pengumuman hasil ujian nasional (UN) SMP/MTs tahun 2010 ini, mulai dari jumlah statistik angka kelulusan per daerah, terutama berita yang menyebutkan sejumlah daerah yang pada tahun sebelumnya angka kelulusannya tinggi tiba-tiba tahun ini merosot, demikian pula sebaliknya. Juga mencermati berita tentang dominasi para siswi perempuan yang menempati peringkat  3 besar perolehan hasil ujian nasional tingkat SMP/MTs tahun 2010 ini. Namun untuk tidak mengurangi kenyamanan pembaca dan pemburu berita seputar Pengumuman Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP/MTs Tahun 2010 ini, saya persilakan anda sendiri yang menentukan selera anda dan mungkin merefleksikan sendiri berita-berita yang disajikan dalam blog ini. Sengaja berita-beritanya saya kutip utuh agar para pembaca tidak perlu membuka tab-tab baru lagi untuk mengklik link yang saya cantumkan dan sekaligus agar memudahkan pengunjung untuk menyimpan halaman ini dan membacanya kembali secara offline demi penghematan waktu dan pulsa (bagi yang mengakses via hp). Selamat menyimak….

35.567 Siswa SMP di Jatim Tak Lulus UN

Kamis, 6 Mei 2010 | 11:56 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com – Sebanyak 35.567 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), baik negeri maupun swasta, di Jawa Timur tidak lulus ujian nasional (UN) Tahun 2010.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Suwanto, di Surabaya, Kamis (6/5/2010), mengatakan, persentase ketidaklulusan UN SMP/MTs tahun ini mencapai 6,66 persen dari jumlah peserta sebanyak 534.011 siswa.
“Dibandingkan UN SMP/MTs tahun lalu, angka ketidaklulusan tahun ini lebih tinggi,” katanya di kantor Disdik Jatim, Jalan Genteng Kali, Surabaya.
Tahun lalu, angka ketidaklulusan UN siswa SMP/MTs tercatat 15.974 siswa atau sekitar 3,13 persen dari total peserta sebanyak 510.033 siswa.
“Dengan demikian, angka ketidaklulusan siswa SMP/MTs tahun ini meningkat 3,52 persen dibandingkan tahun lalu,” papar Suwanto.
Ketidaklulusan tertinggi terjadi pada SMP Terbuka yang persentasenya mencapai 28,92 persen, sedangkan SMP dan MTs, masing-masing sebesar 7,01 persen serta 4,71 persen.
Dari 288 SMP Terbuka di Jawa Timur, sebanyak 27 lembaga di antaranya 100 persen siswanya tidak lulus UN tahun ini.
Sementara itu, dari 1.461 SMP di Jatim, terdapat 23 lembaga yang 100 persen siswanya yang tidak lulus UN, sedangkan MTs yang berjumlah 1.754 lembaga, terdapat empat lembaga siswanya tak lulus UN 100 persen.
Bagi siswa SMP yang tak lulus UN diberi kesempatan mengikuti UN ulang pada 17-20 Mei 2010, atau sepekan setelah pelaksanaan UN ulang untuk SMA, MA, dan SMK.
“Mengenai tempat UN ulang, kami serahkan sepenuhnya kepada ketua panitia penyelenggara UN kabupaten/kota,” tutur Suwanto menjelaskan.
Untuk soal-soal UN ulang akan didistribusikan pihak Disdik Jatim ke setiap polres/polresta dengan didampingi aparat kepolisian, pengawas, dan tim dari Institut Tekonologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya.
Kemudian, pihak penyelenggara mengambil soal-soal UN tersebut ke kantor kepolisian dengan didampingi aparat kepolisian setempat.
“Demikian juga untuk pengembalian, kami meminta disatukan lebih dulu di polres/polersta sebelum petugas kami mengambilnya,” ucapnya menegaskan.
Suwanto mengimbau para siswa SMP/MTs tidak perlu melakukan konvoi dan coret-coret seragam sekolah untuk merayakan kelulusan UN.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/11562240/35.567.Siswa.SMP.di.Jatim.Tak.Lulus.UN

Foke Prihatin, 39.179 Siswa SMP Gagal UN

Kamis, 6 Mei 2010 | 16:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Rendahnya tingkat kelulusan ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah atas (SMA) kembali terulang di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Sebanyak 28,97 persen atau 39.179 siswa SMP dinyatakan tidak lulus UN. Bahkan angka kelulusan UN tahun ini mengalami penurunan cukup tajam dibanding tahun lalu yang mencapai 99,8 persen.
Data Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyebutkan, dari 135.236 peserta UN SMP tahun 2010, hanya sebanyak 95.057 siswa atau 71,03 persen yang dinyatakan lulus. Sedangkan sisanya dinyatakan tidak lulus.
Rinciannya, dari total peserta UN SMP sebanyak 118.764 siswa, yang dinyatakan lulus 88.272 siswa (74,33 persen) dan yang tidak lulus sebesar 30.492 siswa (25,67 persen). Sedangkan dari 1.702 peserta UN SMP Terbuka, yang dinyatakan lulus hanya sebanyak  375 siswa (22,03 persen) dan tidak lulus 1.327 siswa (77,97 persen). Sementara dari 14.770 peserta UN Madrasah Tsanawiyah, 7.410 siswa (50,17 persen) dinyatakan lulus dan sebanyak 7.360 siswa (49,83 persen) tidak lulus.
Tingkat kelulusan UN SMP tahun ini lebih rendah dibanding tahun 2009. Dari 132.956 peserta UN, yang dinyatakan lulus 132.697 atau 99,805 persen. Sedangkan yang tidak lulus sebanyak 259 siswa atau 0,195 persen.
Sedangkan nilai rata-rata hasil UN untuk empat mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia 7,23, Bahasa Inggris 6,37, Matematika 6,31 dan IPA dengan nilai rata-rata 6,46. Siswa yang mendapatkan nilai 10 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ada 14 siswa, mata pelajaran Bahasa Inggris ada 271 siswa, mata pelajaran Matematika ada 1.150 siswa, dan IPA 1.406 siswa.
Rendahnya tingkat kelulusan UN SMP tahun ini membuat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo prihatin. Fauzi Bowo mengatakan, meskipun pengumuman resmi dari Kementerian Pendidikan Nasional akan dikeluarkan pada Kamis sore (6/5/2010), namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menerima prediksi angka kelulusan UN SMP DKI Jakarta yaitu sebesar 71,03 persen. Sedangkan pengumuman kelulusan UN SMP 2010 akan diumumkan secara resmi kepada siswa peserta UN melalui SMS, telepon, website, email, surat via pos, kurir, dan ditempel pada papan pengumuman sekolah pada hari Jumat (7/5/2010), pukul 10.00.
“Saya mendapat kabar, Jakarta ada dalam posisi yang buruk. Saya prihatin dan tidak gembira dengan hasil ini,” kata Fauzi Bowo usai meresmikan 33 gedung sekolah di SMAN 77, Jakarta, Kamis (6/5/2010).
Fauzi Bowo mengakui hasil itu menunjukkan adanya penurunan angka kelulusan yang cukup signifikan. Artinya, ada puluhan ribu siswa SMP yang akan mengikuti UN ulangan yang akan digelar di 22 sub rayon pada 17-20 Mei 2010. Kendati demikian, Fauzi menegaskan angka kelulusan tersebut belum final untuk menggambarkan kualitas pendidikan di DKI Jakarta.
“Jangan langsung bilang hasil ini sudah final. Saya tegaskan angka ini belum final, masih bersifat sementara. Karena siswa yang tidak lulus masih diberi kesempatan untuk mengikuti UN ulangan,” ujarnya.
Namun, hasil UN utama itu merupakan peringatan keras bagi Pemprov DKI untuk melakukan pengkajian dan evaluasi UN secara serius. Agar mendapatkan formula tepat untuk mendongkrak angka kelulusan pada saat UN ulangan mendatang.
Untuk mendapatkan formula itu, Fauzi meminta seluruh stakeholder pendidikan melakukan evaluasi dan mengkaji secara mendasar, bukan mencari kambing hitam penyebab penurunan kelulusan. Pengkajian dan evaluasi melibatkan dewan pendidikan, Dinas Pendidikan DKI, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) DKI Jakarta, serta orangtua yang tergabung dalam Komite Sekolah. Diharapkan hasil evaluasi dan kajian itu dapat dijadikan bahan masukan untuk perumusan dan penyesuaian kebijakan di bidang pendidikan yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat ini.
“Saya sudah minta hal itu dilakukan sejak adanya tanda-tanda yang menunjukkan angka kelulusan SMA menurun. Saya mengajak seluruh stakeholder pendidikan untuk berpikir secara komprehensif dan integral untuk mengkaji dan memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki untuk menjamin tingkat kompetitif pendidikan di ibu kota,” ungkapnya. Dengan begitu, Pemprov DKI dapat meningkatkan unsur kompetitif siswa DKI Jakarta agar bisa tetap berada di garis depan dibandingkan siswa provinsi mana pun di Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan akan melakukan analisis terkait komponen-komponen apa saja yang menjadi penentu dari hasil proses belajar yang diaktualisasikan dalam UN. “Analisis harus tajam dan harus selesai sebelum UN ulangan. Masih ada 10 hari lagi untuk mempersiapkan siswa yang belum lulus,” ujar Taufik.
Untuk mempersiapkan siswa menghadapi UN ulangan, Taufik sudah menginstruksikan sekolah agar memperhatikan kondisi psikis siswa sebelum membimbing mereka dalam kegiatan remedial (penguatan materi). Dia meminta sekolah melakukan pendekatan perorangan terhadap siswa dan orangtua agar tidak putus asa saat mengetahui anaknya tidak lulus UN. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan remedial setiap individu agar lebih efektif.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/16552537/Foke.Prihatin..39.179.Siswa.SMP.Gagal.UN

9,73 Persen Siswa SMP Harus Mengulang

Kamis, 6 Mei 2010 | 17:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Sekitar 9,73 persen dari total peserta Ujian Nasional Utama SMP/MTS/SMPT atau 350.798 peserta dinyatakan tidak lulus, sehingga harus mengikuti ujian ulang. Sedangkan jumlah peserta yang lulus persentasenya mencapai 90,27 persen atau sekitar 3.254.365 peserta.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh saat jumpa pers di Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, Kamis (6/5/2010). “Kalau yang harus mengulang, tidak perlu berkecil hati, masih ada kesempatan untuk ujian ulang 17 sampai 20 Mei,” kata Nuh.
Jumlah total peserta ujian SMP/MTs/SMPT yang harus mengulang tersebut terdiri dari 225.552 siswa sekolah negeri dan 125.000-an siswa sekolah swasta, dengan siswa yang terbanyak mengulang berasal dari Nusa Tenggara Timur.
“Yang penting, masih ada sekolah yang 0 persen kelulusannya. Nggak ada yang lulus 561 sekolah, dan yang lulus 100 persen 17.852 sekolah,” tambah Nuh.
Meskipun demikian, lanjut Nuh, angka kelulusan yang disampaikan hari ini hanyalah angka sementara yang belum dapat dievaluasi karena masih ada peserta ujian yang diperkenankan mengulang.
Adapun peserta ujian nasional SMP yang gagal di ujian utama kali ini harus mengikuti ujian ulang yang digelar 17-20 Mei dengan pengumuman kelulusan pada 25 Juni. “Kualitas soal, derajat kesulitan, tidak ada bedanya antara ujian utama dengan ujian ulang,” imbuhnya.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/17453152/9.73.Persen.Siswa.SMP.Harus.Mengulang

Wah… 561 SMP Lulus 0 Persen

Kamis, 6 Mei 2010 | 18:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 561 sekolah menengah pertama atau sekitar 1,31 persen dari total SMP di Indonesia dinyatakan lulus 0 persen. Artinya, semua siswa peserta ujian dari sekolah-sekolah tersebut tidak lulus semua dalam ujian nasional utama.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh dalam jumpa pers di Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, Kamis (6/5/2010) “Masih ada sekolah yang 0 persen kelulusannya. Nggak ada yang lulus ada 561 sekolah. Dari 561 sekolah ini ada 9.283 siswa atau 0,26 persen dari seluruh peserta ujian,” katanya.
Sekolah dengan tingkat kelulusan 0 persen tersebut paling banyak terdapat di Jawa Tengah, yakni 105 sekolah. Sedangkan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Selatan hanya 1 sekolah.
Sebaliknya, sebanyak 17.852 sekolah atau 41,64 persen dari total SMP di Indonesia dinyatakan lulus 100 persen. “Di sekolah yang lulus 100 persen itu ada 1.116.761 atau 31,32 persen siswa,” lanjut Nuh.
Sekolah-sekolah dengan tingkat kelulusan 100 persen itu paling banyak terdapat di Jawa Barat, yakni 3.423 sekolah. Bagi sekolah-sekolah dengan tingkat kelulusan 100 persen, kementrian pendidikan nasional akan memberikan penghargaan untuk memotivasi sekolah tersebut. Sedangkan untuk sekolah dengan tingkat kelulusan 0 persen, Mendiknas akan memberikan pembinaan.
Sebelumnya, sekitar 9,73 persen atau 350.798 peserta ujian nasional utama SMP dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang UN pada 17-20 Mei. Siswa yang harus mengulang terbanyak ada di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/18430817/Wah….561.SMP.Lulus.0.Persen

RANGKING UN SMP

Tulungagung dan Denpasar Peringkat Satu

Kamis, 6 Mei 2010 | 18:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – SMP Negeri 1 Tulungagung, Jawa Timur, dan SMP Negeri 1 Denpasar, Bali, bersama-sama menduduki rangking pertama dalam daftar 102 besar SMP/sederajat yang mencapai kelulusan 100 persen pada ujian nasioal (UN) 2010. Demikian data dari Kementrian Pendidikan Nasional RI yang dikeluarkan Kamis (6/5/2010) sore tadi.
Peserta UN utama di SMP Negeri 1 Tulungagung sebanyak 394 siswa dan lulus seratus persen dengan nilai rata-rata 9,38. Sementara di SMP 1 Denpasar, siswa yang mengikuti UN sebanyak 292 dan lulus seratus persen dengan rata-rata nilai mencapai 9,38 atau sama dengan pencapaian siswa SMP Negeri 1 Tulungagung.
Dipaparkan sesuai data tersebut, secara berurutan atau peringkat sekolah-sekolah yang masuk dalam daftar 10 besar sekolah dengan kelulusan 100 persen tahun ini antara lain adalah:
  • 1. SMP Negeri 1 Tulungagung, (Tulungagung, Jawa Timur)
  • 2. SMP Negeri 1 Denpasar, (Denpasar, Bali)
  • 3. SMP Singapore National Academy Waru (Sidoarjo, Jawa Timur)
  • 4. Mts Tanfa’ul Ulum Kapungrembug (Lamongan, Jawa Timur)
  • 5. Mts Islami Sungai Jepun (Indragiri Hilir, Riau)
  • 6. Mts Al Islahiyah Binjai (Binjai, Sumut)
  • 7. SMP Abdi Negara (Lamongan, Jawa Timur)
  • 8. Mts Swasta Zending Islam Indonesia (Medan, Sumut)
  • 9. SMP Negeri 5 Yogyakarta (Yogyakarta, DIY)
  • 10. SMP Negeri 2 Sei Kapayang Satu Atap (Asahan, Sumut)
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/18044551/Tulungagung.dan.Denpasar.Peringkat.Satu

RANGKING UN SMP

Siswi SMP 1 Karanganyar Peringkat Satu

Kamis, 6 Mei 2010 | 18:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Fitriyan Dwi Rahayu, siswi SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, menduduki rangking pertama dalam daftar 5 besar siswa/siswi yang mencapai nilai rata-rata tertinggi pada ujian nasional (UN) SMP tahun 2010 ini. Fitriyan Dwi Rahayu memiliki rata-rata nilai 9,95.
Demikian data Kementrian Pendidikan Nasional RI yang dirilis Kamis (6/5/2010) sore tadi di Kemendiknas, Jakarta. Namun, Fitriyan tidak sendiri. Karena dengan nilai rata-rata yang sama, yaitu 9,95, dua siswi asal Bali, yaitu Ni Made Yuli Lestari (SMP Negeri 1 Gianyar) dan Ni Kadek Indra Puspayanti (SMP Negeri 1 Abiansemal) juga berhak menduduki peringkat teratas tersebut.
Sementara itu, rangking kedua diduduki Syifasari Diennabila, siswi SMP Negeri 30 (Jakarta Utara, DKI Jakarta) dengan nilai rata-rata 9,90, rangking ketiga oleh Ivan Kurniawan dari SMP Susteran Purwokerto (Banyumas, Jateng) dengan nilai rata-rata 9,89, peringkat empat oleh Nindhita Putrie Prabaswari dari SMP Negeri 115 (Jakarta Selatan, DKI Jakarta) dengan nilai rata-rata 9,85, rangking lima oleh Nania Marli dari SMP Tarakanita 3 (Jakarta Selatan, DKI Jakarta) dengan nilai rata-rata 9,84.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/18354099/Siswi.SMP.1.Karanganyar.Peringkat.Satu

Hebatnya Pelajar-pelajar Perempuan itu..

Kamis, 6 Mei 2010 | 20:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengaku bangga dan memuji para pelajar perempuan atau siswi SMP yang mendominasi perolehan prestasi di ujian nasional (UN) SMP tahun ini. Kebanggan dan pujian Mendiknas tersebut khususnya diberikan kepada tiga siswi daerah yang memperoleh nilai rata-rata UN tertinggi.
Demikian kebanggan dan pujian tersebut diungkapkan kepada Mendiknas di hadapan para wartawan di Jakarta, Kamis (6/5/2010). Ketiga siswa peraih peringkat teratas UN tersebut antara lain Fitriayan Dwi Rahayu, siswi SMP Negeri 1 Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, Ni Made Yuli Lestari dari SMP Negeri 1 Gianyar, Bali, serta Ni Kadek Indra Puspayanti, siswi SMP Negeri Abiansemal, Badung, Bali, dengan rata-rata nilai 9,95.
“Mereka perempuan, dari kota kecil, bukan dari Semarang atau Jakarta. Itu menunjukkan bahwa yang namanya prestasi tidak serta merta didominasi oleh pelajar dari kota-kota besar. Buktinya, yang jadi juara bukan dari ibukota, tapi di kabupaten kota,” kata Nuh.
Bagi ketiga siswa berprestasi tersebut, lanjut Nuh, Kemendiknas akan memberikan penghargaan demi memotivasi siswa dan sekolah tempat siswa tersebut menerima pendidikan. Selain itu, lanjut Nuh, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berencana akan menyampaikan ucapan selamat kepada kepala sekolah ketiga siswi tersebut secara langsung.
“Mudah-mudahan Presiden akan telepon langsung ke kepala sekolah masing-masing. Kami pun akan memberikan penghargaan bagi sekolah terbaik,” ujarnya.
Menurut data Kemendiknas, pada UN SMP tahun 2010 ini lebih banyak siswi atau pelajar perempuan yang memeroleh nilai tertinggi dibanding laki-laki. Dari deretan 117 siswa teratas dengan nilai tertinggi, sebanyak 65,25 persennya atau sekitar 74 pelajar adalah perempuan. Sementara pelajar laki-laki hanya 43 siswa atau sekitar 36,75 persen.
Adapun siswa-siswi di jajaran top 117 dengan nilai tertinggi 96 di antaranya berasal dari SMP Negeri, sedangkan 21 lainnya di sekolah swasta. Jumlah pelajar SMP yang berprestasi itu terbanyak berasal dari sekolah di Bali, yang mencapai 30 orang siswa.
Sumber :  http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/06/20060593/Hebatnya.Pelajar.pelajar.Perempuan.itu..

Ada 1.600 Siswa SMP Balikpapan Gagal Ujian Nasional

Kamis, 06 Mei 2010 | 13:51 WIB
ANTARA/Budi Afandi
TEMPO Interaktif, Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan sedikitnya 1.600 siswa sekolah menengah pertama (SMP) – MTs dinyatakan gagal dalam ujian nasional tahun ini. Jumlah tersebut sebanyak 20 persen dari keseluruhan total 8.179 jumlah peserta UN SMP-MTs Balikpapan.
“Ada 20 persen yang dinyatakan gagal,” kata Wakil Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy, Kamis (6/5).
Sebanyak 8.179 siswa SMP-MTs Balikpapan sudah mengikuti UN sesuai standar Badan Nasional Standar Pendidikan. Para siswa di uji kemampuannya dalam empat mata pelajaran dasar yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika.
Rizal mengatakan, siswa SMP yang gagal UN didominasi sekolah-sekolah negeri yang notabene memiliki siswa berprestasi. Dia menyebutkan sejumlah sekolah negeri yang tinggi angka kegagalan UN yaitu SMP 8 dan SMP 6 Balikpapan.
Sebelumnya, dalam pengumuman UN SMA/SMK, Rizal mengatakan kegagalan para siswa yang cukup tinggi sebanyak 1.313 siswa. Kegagalan siswa Balikpapan didominasi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) hingga 34 persen dari total 3.312 peserta.
Kegagalan siswa SMK Balikpapan disebabkan adanya mata ujian baru UN yaitu teori dan praktek kejuruan yang baru dicoba pada tahun ini. Mata ujian teori dan praktek kejuruan, belum lazim dipergunakan dalam penyelenggaraan UN sebelumnya.
Sehubungan tingginya tingkat kegagalan UN SMP/SMA/SMK, Rizal akan melakukan evaluasi menyeluruh sehubungan proses belajar mengajar sekolah di Balikpapan. Dia mengaku akan memanggil Dinas Pendidikan Balikpapan dan sekolah bersangkutan untuk menelaah persiapan UN di masing masing tenaga pengajarnya.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/05/06/brk,20100506-245987,id.html

Sebanyak 71 Ribu Siswa SMP di Jateng Harus Ujian Ulangan

Kamis, 06 Mei 2010 | 17:28 WIB
TEMPO Interaktif, Semarang – Dinas Pendidikan Nasional Jawa Tengah menyatakan, tingkat kelulusan peserta ujian nasional tingkat SMP di Jawa Tengah tahun ini hanya 85,09 persen. Dari 512.653 siswa, 71.805 di antaranya dinyatakan tak lulus. “Mereka harus mengikuti ujian nasional susulan pada 17-20 mei nanti,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Kunto Nugroho, Kamis (6/5). Pengumuman resmi kelulusan akan disampaikan oleh masing-masing sekolah secara serempak Jumat (7/5).
Siswa yang harus mengulang adalah 52.946 dari SMP, 14.737 dari MTs dan 4.122 dari SMP terbuka. Dibanding tahun lalu, tingkat kelulusan ini menurun. Tahun lalu, jumlah peserta ujian nasional tingkat SMP di provinsi ini mencapai 504.315 orang. Jumlah siswa yang lulus sebanyak 470.202 siswa (87,64 persen). Siswa yang tidak lulus sebanyak 34.113 siswa (12,36 persen).
Meski demikian, Kunto menolak jika dikatakan persentasi kelulusan kali ini menurun. Pasalnya, mereka yang tidak lulus, masih diberi kesempatan mengikuti ujian nasional ulangan. Jika pada ujian nasional ulangan tak lulus, mereka masih diperbolehkan mengikuti ujian persamaan. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang tak diberlakukan ujian nasional ulangan.
Jika pada ujian nasional tingkat SMA, nilai siswa banyak yang jatuh pada ujian Bahasa Indonesia, tidak demikian halnya dengan ujian nasional tingkat SMP. Mata ujian yang paling banyak tak lulus adalah Bahasa Inggris sebanyak 36.451 siswa. Matematika sebanyak 36.020 siswa, IPA sebanyak 13.843 serta Bahasa Indonesia sebanyak 5.123 siswa. “Siswa hanya wajib mengulang pelajaran yang tak lulus saja,” tambah Kunto.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/05/06/brk,20100506-246100,id.html

Di Kota Pelajar, Sepuluh Ribu Siswa SMP Tak Lulus UN

Kamis, 06 Mei 2010 | 19:07 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta- Siswa SMP,MTs/SMPT di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak lulus pada ujian nasional kemarin sebanyak 21,98 persen atau 10.800 siswa dari total 49.126 yang mengikuti ujian 2010. Sebanyak tujuh sekolah siswanya tidak lulus semua.
Kepala bidang standarisasi pendidikan dan perencanaan Dinas Pendidikan Provinsi DIY, Baskara Aji mengakui prosentase siswa yang lulus tahun lalu lebih banyak dibandingkan tahun ini. “Tahun lalu yang lulus 93,46 persen. Tapi hasil ujian hari ini kan belum final, jadi kami masih berharap angka tidak lulusnya tidak lebih dari tahun lalu,” kata Baskoro di Gedung DPRD DIY, Kamis, (6/5) 10.800 siswa yang tidak lulus itu masih diberi kesempatan ujian ulangan pada 17-20 Mei 2010.
Merosotnya nilai ujian nasional tahun lalu juga terlihat dari banyaknya sekolah yang siswanya gagal dalam ujian. Baskoro mengatakan tahun ini ada 7 sekolah dari 514 sekolah yang semuanya tidak lulus. “Tahun lalu cuma empat sekolah,” katanya. Sementara 27 sekolah si DIY, siswanya lulus semua. Wilayah Sleman, merupakan prosentase terbesar siswa tidak lulus tahun ini dengan capaian 24,08 atau 3007 siswa dari 12.490 siswa. Kota Yogyakarta di urutan kedua prosentase ketidaklulusan dengan angka 21,55 persen atau 1.763 siswa.
Urutan ketiga adalah Kulonprogo dengan prosentase ketidaklulusan 21,36 atau 1.391 siswa. Gunungkidul berada di urutan keempat dengan prosentase tidak lulus 21,19 persen dan jumlah tidak lulus 2.237. Terakhir, Bantul dengan prosentase tidak lulus 21,1 persen dari jumlah peserta 11.386 siswa atau tidak lulus 2.402.
Sementara itu, Dinas Pendidikan Provinsi DIY diminta memaparkan hasil evaluasi di Gedung DPRD DIY bersama anggota DPRD Kabupaten/Kota se-DIY mengenai nilai ujian SMA. Sadar Narimo mempertanyakan target siswa lulus ujian ulangan yang akan berlangsung pada (10/5). “Mestinya Dinas Pendidikan punya target untuk kelulusan ujian ulangan ini,” kata sadar. Atas pertanyaan itu, BAskoro mengatakan mereka tidak punya target. Hanya saja, mereka punya harapan siswa yang tidak lulus tahun ini paling tidak angkanya sama dengan tahun lalu. “Kalau tahun lalu angkanya 6,4 persen, maka harapannya siswa yang tidak lulus sama dari tahun lalu,” kata Baskoro.
Arif Kurniawan, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sleman menilai anjloknya nilai ujian SMA karena kesiapan para guru. Kedua sertifikasi guru menyebabkan mereka tidak fokus mendampingi murid. “Mereka harus mengurusi berkas sertifikasi dan mesti mengajar di sekolah lain untuk memenuhi mengajar selama 24 jam,” kata Arif.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/jogja/2010/05/06/brk,20100506-246124,id.html

Ada 4.405 Siswa SMP Sulawesi Tengah Tak Lulus

Kamis, 06 Mei 2010 | 21:45 WIB
TEMPO Interaktif, Palu – Sebanyak 4.405 siswa atau 11,18 persen dari total 39.395 peserta Ujian Nasional tingkat SMP/sederajat di Sulawesi Tengah dinyatakan tidak lulus. Angka ketidaklulusan tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 4.773 siswa atau 12,94 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Daerah Sulteng Abubakar Ahmahdali Kamis malam (6/5) menyatakan Kabupaten Tojo Una-Una tercatat sebagai daerah dengan persentase siswa tidak lulus tertinggi yakni 25,76 persen atau 501 siswa dan 1.945 peserta UN.
Persentase terendah ditempati Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep) yakni 2,88 persen atau 77 siswa dari 2.673 peserta UN di daerah pulau ini. Selengkapnya tingkat ketidaklulusan per kabupaten adalah, Palu 4,62 persen, Donggala 6,95 persen, Banggai 7,6 persen, Morowali 10,38 siswa, Tolitoli 12,19 persen, Buol 12,42 persen, Parigi Moutong 13,07 persen, Poso 18,38 persen, dan Sigi 20,95 persen.
Abubakar Ahmadali menambahkan sebanyak lima sekolah seluruh siswanya yang mengikuti UN dinyatakan lulus 100 persen, antara lain SMP Model Madani Palu, SMP Negeri Satu Atap Palu, SMP Negeri 2 Luwuk Timur, dan SMP Alkhairaat Parigi. “Kita bersyukur ada peningkatan meski sedikit,” katanya.
Terdapat empat peserta UN mendapat nilai sempurna 10 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, 20 siswa di mata pelajaran Bahasa Inggris, 15 siswa di mata pelajaran matematika, dan mata pelajaran IPA 28 siswa.
Bagi siswa yang gagal UN dapat mengikuti ujian ulangan pada tanggal 17-20 Mei mendatang. Sebelumnua mereka mengikuti ujian nasional tingkat SLTP yang berlangsung pada 29 Maret hingga 1 April 2010. Di Palu, UN diikuti sebanyak 5.868 pelajar SMP/MTs.
Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/05/06/brk,20100506-246155,id.html
adapun hasil Ujian Nasional SMP/MTs untuk wilayah propinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat dari tabel berikut ini :

untuk gambar di atas diambil dari situs / blog Dinas Pendidikan Kabupaten Kotabaru

Sumber keseluruhan: http://izaskia.wordpress.com/2010/05/07/kumpulan-berita-terkait-pengumuman-hasil-ujian-nasional-tingkat-smpmts-tahun-2010/